Sondag 05 Mei 2013



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Bekakang Permasalahan
Dewasa ini HIV / AIDS berkembang disebabkan pergaulan bebas yang tidak terkontrol. Pergaulan bebas ini menjadi tidak tabu lagi di Negara kita. Ditambah dengan mudahnya remaja saat ini terpengaruh dengan westernisasi ketimbang melakukan modernisasi dari segi teknologi dan pendidikan sehingga hal ini pun semakin marak di Indonesia.
Pengawasan orang tua yang lemah dan pengsalahan tafsiran remaja tentang “gaul” yang banyak menyimpang, kemudian diikuti dengan kurangnya wawasan tentang pergaulan bebas dan control sekolah yang lemah adalah contoh-contoh penyebab permasalahan ini. Sehingga saya membuat makalah ini untuk kembali mengingatkan kita semua tentang bahaya HIV / AIDS.
                         .
1.2.    Rumusan Masalah
a.    Apa yang dimaksud dengan pergaulan bebas saat ini ?
b.    Apa penyebab dan dampak  maraknya pergaulan bebas di Indonesia ?
c.    Bagaimana solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut ?
d.    Apa itu HIV / AIDS ?
e.    Apa perbedaan HIV dan AIDS ?
f.     Bagaimana proses perjalanan HIV / AIDS ?
g.    Bagaiman cara mencegah penularan HIV ?
1.3.    Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat khususnya diri anda sendiri agar lebih mengetahui seperti apa dan apa dampak dari pergaulan bebas yang pada akhirnya dapat menyebabkan HIV / AIDS. Sehingga kita tidak pernah terjerumus dalam hal-hal yang dapat merusak diri kita sendiri.
1.4.    Metodologi
Materi ini bersumber dari internet, dan dengan segala usaha dapat dijadikan sebuah makalah yang setidaknya sedikit memberikan informasi kepada pembaca.










BAB II
GAUL TANPA HIV / AIDS

2.1. Pengertian Pergaulan bebas
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.
2.2. Penyebab dan Dampak Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia
a.    Banyak penyebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperi pergaulan bebas dan penggunaan narkoba yang berujung pada penyakit seperti HIV / AIDS ataupun kematian. Berikut ini diantara penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia.
·         Sikap mental yang tidak sehat
            Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak. Yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang biasa mereka jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal yang berdampak positif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
·         Pelampiasan rasa kecewaan
            Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus (baik dari segi prestasi yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
·         Kegagalan remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi.
b.    Dampak dari pergaulan bebas
            Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung pada HIV / AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.
2.3. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan bebas
                  Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering didengungkan tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam kenyataan, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.
b.    Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu  perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta  pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.
c.    Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya  emosi diri mereka sendiri.
d.    Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
e.    Perlunya remaja berfikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “ Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berfikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV / AIDS nantinya.
            Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.
2.4. Definisi HIV / AIDS
                  HIV (Human Immuno deciency Virus) adalah virus yang menyerang dan merusak system kekebalan tubuh kita, sehingga kita tidak bisa bertahan terhadap penyakit-penyakit yang menyerang tubuh kita. Bila system kekebalan tubuh kita sudah rusak atau lemah, maka kita akan terserang oleh berbagai penyakit yang ada disekitar kita seperti TBC, diare, sakit kulit,dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS (Acquired Immune Deciency Synrome). HIV hanya bisa hidup di dalam cairan tubuh seperti Darah, cairan vagina, cairan sperma, air susu ibu. Penularan bisa terjadi melalui :
·         Hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV / AIDS, berhubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat pelindung
·         Kontak darah /luka dan transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV
·         Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV
·         Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya
         HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk, bersalaman, berciuman, berpelukan, makan bersama, dan tinggal serumah.
Setelah tiga atau enam bulan setelah masuknya virus HIV, belum tentu virus itu bisa ditemukan dalam tubuh karena ia tersembunyi. Masa belum dilihatnya virus itu disebut masa Jendela. Walaupun belum bisa terlihat, orang yang sudah tertular HIV bisa menularkannya kepada orang lain. Setelah enam bulan biasanya virus mulai dapat ditemukan/dilihat kalau orang itu menjalani tes darah. Belum ada cara lain untuk menemukan virus selain melalui tes darah. Kalau sudah ditemukan, maka pengidapnya disebut HIV positif. Pada masa ini, ia masih belum bisa hidup normal dan melakukan semua kegiatan seperti biasa.
        Masa HIV positif ini bisa sampai 10 tahun kalau daya tahan tubuhnya kuat. Tetapi bila daya tahan tubuhnya lemah maka orang tersebut bisa cepat terserang berbagai penyakit lain.Tanda yang menyolok pada penderita AIDS adalah diare yang terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, kanker kulit, sariawan, dan berat badan yang turun secara menyolok.
        Pada saat seperti itu orang tersebut dikatakan sudah sampai pada tahap AIDS dan disebut orang dengan HIV / AIDS. Pada tahap AIDS ini biasanya daya tahan sudah sangat lemah sehingga kemungkinan orang itu akan meninggal. Sampai saat ini belum ada obat ampuh untuk membunuh virus HIV atau menyembuhkan orang dengan AIDS.
2.5. Perbedaan Antara HIV dan AIDS
        HIV / AIDS sering dikaitkan satu sama lainnya dengan pengertian yang sama. Akan tetapi HIV dan AIDS mempunyai arti yang berbeda. HIV adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh. Seseorang dapat terjangkit virus HIV, apabila virus tersebut masuk ke dalam saluran peredaran darah. Jika tidak diatasi, maka virus ini akan merusak system kekebalan tubuh sehingga daya tahan tubuh melemah terhadap penyakit lain bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kondisi inilah yang dinamakan AIDS.
                  Penderita HIV bukan berarti pengidap AIDS atau seseorang yang akan segera mati. Bahkan tanpa pengobatan banyak penderita HIV masih dapat bertahan hidup cukup lama. Pada saat ini pengobatan yang telah dikembangkan hanya dapat memperlambat kerusakan pada system kekebalan tubuh. Dengan pengobatan tersebut banyak penderita HIV dapat hidup sehat dan bahagia.
2.6. Proses Berjalannya HIV / AIDS
         Masa inkubasi atau masa laten, sangat tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing orang rata-rata 5-10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-gejala walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel-sel T-4 semakin menurun. Semakin rendah jumlah sel T-4, semakin rusak fungsi system kekebalan tubuh. Pada waktu system kekebalan sudah dalam keadaan parah ia akan mulai menampakan gejala-gejala AIDS. Secara singkat, perjalanan HIV / AIDS dapat dibagi 4 stadium, yaitu :
a.    Stadium pertama : HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologik ketika antibodi terhadap virus tersebut dari negative berubah menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibodi terhadap HIV menjadi positif disebut window periode. Lama window periode ini antara 1-3 bulan, bahkan ada yang berlangsung sampai 6 bulan.
b.    Stadium kedua : Asimptomatik (tanpa gejala)
Asimptomatik berarti bahwa di dalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tidak menunjukan gejala-gejala. Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata 5-10 tahun. Cairan tubuh orang HIV yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
c.    Stadium ketiga : Pembesaran kelenjar Limfe
Fase ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (persistent generalized lymphadenopthy), tidak hanya muncul pada satu tempat dan berlangsung lebih dari satu bulan.
d.    Stadium keempat : AIDS
Keadaan ini disertai bermacam-macam penyakit, antara lain penyakit konstitusional, penyakit saraf dan infeksi sekunder (Pusdiknakes, 1997 : 42).
Gejala Klinis
Menurut Pusdiknakes (1997 : 44) gejala klinis pada stadium AIDS adalah :
a.    Gejala Utama
·         Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan
·         Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus
·         Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam tiga bulan
b.    Gejala minor
·         Batuk kronis selama lebih dari satu bulan
·         Infeksi pada mulut dan tenggorokan
·         Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh
·         Munculnya herpes zoster berulang
·         Bercak-bercak gatal diseluruh tubuh
                  Sebagian besar dari seseorang yang terinfeksi HIV tetap tidak menunjukan gejala apapun (asimptomatik) yang berarti bahwa mereka menjadi sakit akibat infeksi  
Sebagian kecil mengalami AIDS, sebagian lain mengalami gejala ringan, tidak selalu menderita sakit fatal yang dinamakan ARC atau Aids Related Complex (Waluya, 1999 : 9).
Salah satu penelitian WHO menunjukkan beberapa faktoryang mempengaruhi cepatnya perkembangan AIDS yaitu :
a.    Semakin tua seseorang pengidap AIDS, semakin cepat dia akan sampai ke tahap HIV
b.    Bayi akan terinfeksi HIV akan sampai ke tahap AIDS
c.    Orang yang telah mempunyai gejala minor pada waktu mulai tertular HIV, akan menunjukan gejala AIDS lebih cepat dari pada yang tanpa gejala.
Diagnosa HIV / AIDS
         Dalam penuntun WHO tentang cara mendiagnosa AIDS, dikatakan bahwa seseorang didiagnosa belum minimal dua gejala utama dan satu gejala minor serta jika pada orang tersebut tidak ada alasan lain yang menyebabkan system kekebalan tubuh menurun.
Tetapi diagnosa HIV positif harus dipastikan lebih dulu dengan melakukan tes antibodi HIV di Laboratorium. Selain terhadap darah, tes HIV dapat dilakukan terhadap air liur atau urine(bukan terhadap orangnya).
Pengobatan AIDS
          Sampai saat ini tidak ada penyembuhan atau pengobatan yang sempurna untuk AIDS. Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk memperpanjang hidup seseorang yang HIV selama kurang lebih 1-2 tahun. Telah ditemukan obat anti-retrovial seperti Azidotinidin (AZT) yang pertama kali diijinkan pemakaiannya sebagai pengobatan di Indonesia pada tahun 1997. Obat anti-retrovial lain dikenal dengan nama didanosin (ddl) dan diodicitosin (ddC).
         Telah dikembangkan kombinasi obat-obatan mulai dari campuran dua jenis obat, sehingga racikan beberapa jenis. Beberapa jenis obat ramuan tersebut adalah Saquinavir, Indinavir, Viracept, dan Ratanavir. Dikembangkan juga terapi penunjang, yaitu terapi tanpa obat-obatan kimia, yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup dan menjaga diri agar tetap sehat. Terapi ini dapat digunakan untuk melengkapi penggunaan obat anti-retroviral. Yang termasuk terapi penunjang tersebut antara lain : penggunaan ramuan tradisional, tumbuh-tumbuhan, pengatur gizi pada makanan penggunaan vitamin, makanan suplemen, serta goya, akupuntur, pijat, olahraga dan terapi misik. Tetapi pengobatan ini juga kurang efektif, sehingga pengobatan HIV/ AIDS yang tepat saat ini belum ditemukan.
2.7. Cara Mencegah Penularan HIV
          Cara pencegahan HIV yang terbaik adalah dengan tidak melakukan seksual yang beresiko tinggi. Juga menjaga agar jangan sampai cairan tubuh yang telah tercemar HIV masuk kedalam tubuh kita.Seksolog Dr.Boyke Dian Nugraha menjelaskan bahwa penyakit HIV / AIDS adalah salah satu penyakit mematikan yang saat ini belum ditemukan obatnya.
         Menurut Kepala Disdukcapil KB Kapuas Hulu, Drs Ibrahim M ( Kapuas Pos, hal 14), untuk lebih mudah mengingat maka sebaiknya menggunakan rumus ABCDE, yaitu A (Abtinence) artinya, tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. B (Befaithfull) artinya, berhubungan seks hanya dengan pasangan yang sah. C (Condom) artinya, gunakanlah kondom apabila satu dari pasangan yang sah mengidap infeksi menular seksual (IMS)atau HIV / AIDS. D (Drugs) artinya, hindari pemakaian narkoba suntik. Dan E (Equipment) artinya, mintalah pelayanan kesehatan dengan peralatan yang steril.















BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
    Pada dasarnya solusi yang telah saya jabarkan tetap tergantung dari diri setiap remaja untuk melakukannya atau tidak. Jika para generasi muda menginginkan perubahan sebaiknya mereka memiliki bimbingan untuk melakukan hal yang memang patut mereka lakukan. Itu semua kembali pada diri tiap remaja itu masing-masing dan juga dukungan dari lingkungan, baik itu keluarga, masyarakat, ataupun sekolah.
3.2. Saran
   Bagi para pembaca marilah kita sama-sama ikut adil dalam menerapkan “hidup gaul tanpa HIV / AIDS”, baik dengan menjadi individu yang menjauhi pergaulan bebas dan juga dalam memberikan motivasi kepada orang-orang di sekeliling kita. Dalam hal ini media masa juga sangat berperan, seharusnya media massa menampilkan hal-hal positif yang perlu dilakukan. Bukan malah menampilkan film-film yang menunjukan hebohnya gemerlap dunia malam da maraknya pergaulan bebas yang disalah tafsirkan merupakan suatu kebanggaan bagi para remaja. Sehingga hal tersebut menjadi makanan sehari-hari.
Semua pihak perlu berperan untuk menanamkan “gaul tanpa HIV / AIDS”, terutama diri Anda sendiri.!
















DAFTAR PUSTAKA

sumber: factsheet HIV/AIDS 1, Yayasan Mitra Inti Oleh redaksi pada rabu12,26/2007/14:5
Sumber : Reid & Costigan. Revisting “The Hidden Epidemic-a situation assessment of drug in Asia in the conttext of HIV/AIDS, Burnet Institute & The centre For Harm Reduction, January 2000
Depkes RI, 2005. Pedoman Monitoring dan Perawatan Pasien HIV/AIDS dengan Antiretro viral (ARV).

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking